CERPEN “tio itu menghancurkan kuh”

tak kala daun yang terhembus angin, tak kala hati yang terlipur oleh lara. lara yang mendalam membuat hati ini semakin hancur dan membusuk.
aku menyesal terhadap apa yang aku lakukan, terlambat semua ini kusudahi.
teringat aku akan hal itu, dimana kekagumanku yang berlebihan membuatku salah tingkah. sebut saja namanya tio.
tio bagiku adalah idola, dia pinter, dia cakep, dia sempurna, bagikuh dialah segalanya.
waktu itu dia membantuku mengerjakan tugas pratikum kimia ku. “makasih ya tio, udah bantuin aku, kamu baik banged, seandainya kamu belum punya cewek, pasti kamu aku tembak“ kataku sambil tertawa.
“iah sama sama” kata tio sambil tersipu malu.
semenjak kejadian itu sikap tio berubah menjadi semakin baik semakin hari, ntah karna dia menganggapku sebagai saudaranya sendiri ntah karna dia mengharap lebih dari aku, aku pun bingung terhadap apa yang kurasa.
seminggupun berlalu aku merasa tio semakin dekat denganku, semakin perhatian dengankuh, dan diapun semakin sayang dengankuh.
to be continoue.